3.22.2010
Kemenangan Lugas
Kami tarik tambang itu hingga tangan kami kebas
Kami getarkan gawang futsal dengan tendangan yang keras
Kami berjuang di cabang bulutangkis hingga kami lemas
Kami buat masakan yang lezat dan pedas
Kami debat lawan-lawan kami hingga mereka tak mampu lagi membalas
Di cabang tenis meja, kami panen mendali emas
Semula kami memang cemas
Tapi sejak Jatinangor Idol dimenangkan Lucas
Kemenangan ini semakin tampak jelas
Kemenangan ini tidak hanya di atas kertas
Kami kumpulkan emas demi emas
Cabang demi cabang kami terabas
Dan kami pun semakin trengginas
Kini di atas pentas
Tentunya kami sangat puas
Karena kemenangan ini benar-benar hasil kerja keras
Bukan hasil culas
Ataupun bermalas-malas
Panitia tahun depan punya tambahan tugas
Mengambil piala ini di mess coass!
Jatinangor, 28 April 2007 (Malam Kemenangan)
Menantang Para Musisi
3.18.2010
Salah Satu Sisi Lingkaran
3.15.2010
Rasulullah Tak Pandai Membaca
Bolehlah kita ingat cerita turunnya wahyu pertama di Gua Hira. Muhammad sedang menyendiri, berusaha menjauh dari budaya yang tidak disukainya. Lalu Jibril datang dan memintanya membaca. Muhammad tak bisa, tapi Jibril terus memintanya membaca. Peristiwa ini terjadi berulang kali, sampai akhirnya Jibril yang membacakan wahyu pertama, dan Muhammad diminta mengikutinya. Sejak saat itu, Muhammad resmi dilantik menjadi Rasullullah SAW.
Dulu, fakta tersebut memunculkan pertanyaan dalam isi kepala saya: mengapa Rasullullah SAW tak pandai membaca? Pertanyaan ini bisa ditambah lagi dengan pertanyaan baru: mengapa Allah memilih Rasul yang tak pandai membaca? Atau: mengapa Allah tak membuat Muhammad jadi pandai membaca, padahal itu sangat mudah bagi Allah?
Saya tak pernah menanyakan pertanyaan ini kepada orang lain sebelumnya. Takut dikira merendahkan Rasullullah SAW. Pertanyaan ini saya simpan saja di isi kepala saya. Setahun yang lalu, pertanyaan saya ini terjawab.
Saya sedang menonton televisi sore itu. Acara Tafsir Al-Mishbah. Pembicaranya Bapak Quraish Shihab, salah seorang ahli tafsir di Indonesia. Kata Pak Quraish, Rasul tak pandai membaca supaya Allah dapat langsung mengajarinya, tanpa terpengaruh oleh referensi-referensi buatan manusia. Memang pada zaman itu, Bangsa Arab sedang maju kesusastraannya. Tentu banyak karya tulis-karya tulis yang dipublikasikan. Perihal kebenarannya, siapa yang bisa menjamin? Pasti jauh lebih valid kebenarannya kalau Allah yang mengajarkan langsung.
Contoh sederhananya seperti ini. Selama anda membaca buah pemikiran saya ini, secara tidak sadar anda telah menyimpannya di isi kepala anda. Beruntung pemikiran saya kali ini Insya Allah benar. Bagaimana kalau saya menceritakan yang tidak benar? Pasti anda juga akan menyimpan informasi yang tidak benar di isi kepala anda. Lalu anda menceritakannya kepada orang banyak, kemudian orang banyak itu menceritakan hal yang sama kepada orang yang lebih banyak lagi. Ada berapa orang yang akan menyimpan informasi yang tidak benar di isi kepalanya? Lain ceritanya kalau anda tak pandai membaca. Anda tak akan mendapatkan informasi sama sekali, apalagi terpengaruh, dengan pemikiran saya.
Fakta bahwa Rasulullah SAW tak pandai membaca juga dapat membuktikan bahwa Al-Quran terjamin validitasnya. Jelas Al-Quran bukanlah karangan Muhammad. Bagaimana seorang yang tak dapat membaca dapat mengarang karya ilmiah? Apalagi karya ilmiah tersebut tak terbantahkan kebenarannya sampai belasan abad setelah dipublikasikan! Dan satu lagi, karya ilmiah itu disusun dengan bahasa sastra yang sangat indah, tak tertandingi oleh penyair yang paling hebat! Mustahil karya tersebut dibuat oleh orang yang tak pandai membaca.
Apakah lebih baik kalau kita juga tak pandai membaca? Jawabannya: tidak. Zaman sekarang, tentu lebih baik jika kita pandai membaca. Karena tak mungkin lagi ada wahyu Allah yang turun ke bumi. Tugas kita tinggal memilih, mana informasi yang benar dan mana yang salah. Yang sudah terjamin kebenarannya ya Al-Quran.
Alhamdulillah. Syukurlah anda dan saya pandai membaca. Sehingga saya bisa mempublikasikan alasan mengapa Rasullullah SAW tak pandai membaca, dan anda dapat mempublikasikannya juga kepada orang lain dengan cara anda sendiri.
Thareq Barasabha