3.03.2009

Paranoid

HIV. Saya sebut nama virus beken ini. Lalu saya bertanya, apa reaksi anda ketika membacanya? Apa isi kepala anda sesaat setelah membaca deretan tiga huruf kapital tersebut? Ngeri? Takut? Anda ingin bertanya bagaimana pendapat saya tentang virus ini? Sama dengan kebanyakan orang. Saya pun takut. Naudzubillahiminzalik. Semoga saya tidak pernah terpapar virus ini.

HIV, kalau anda belum tahu, adalah singkatan dari human immunodeficiency virus. Jadi kurang tepat jika ada yang menyebutnya “virus HIV”. Saya pikir anda pasti tahu bahwa HIV adalah penyebab AIDS. Namun HIV tidak otomatis identik dengan AIDS. Orang yang terpapar HIV belum tentu menderita AIDS. AIDS baru dapat muncul bertahun-tahun setelah HIV berkunjung ke tubuh seseorang.

Semua orang bisa saja menyimpan HIV. Seseorang yang tampak bugar pun mungkin. Tak ada orang lain yang tahu. Bahkan orang-orang terdekatnya. Bahkan dirinya sendiri pun tak tahu. Dan ia berpotensi menularkan virus ini ke orang yang lain. Karena, seperti yang saya cantumkan di atas, gejalanya baru dapat terlihat beberapa tahun kemudian. Hasil tes HIV negatif pun tak menjamin seseorang terbebas dari HIV. Seseorang bisa dinyatakan tidak mengandung HIV jika ia telah menunjukkan hasil tes HIV negatif dalam tiga kali tes, dengan jarak antartes tiga bulan.

Orang-orang yang telah diketahui memiliki HIV dalam tubuhnya sangat sedikit. Bagaikan puncak gunung es yang tampak di samudra. Kita tidak tahu seberapa banyak orang-orang yang belum diketahui menyimpan HIV, itulah salah satu masalahnya. Masalah lainnya adalah: tidak semua orang siap untuk dites apakah dirinya mengandung HIV atau tidak. Butuh konseling khusus yang berisi tentang manfaat deteksi lebih dini dan resiko yang dapat terjadi apabila ternyata hasil tesnya HIV positif. Anda siap?

Selain pengguna narkoba suntik dan pekerja seks, ada satu kelompok orang-orang beresiko tinggi lagi yang membuat saya takut. Petugas medis. Petugas medis dapat terpapar HIV apabila tertusuk jarum bekas pasien dengan HIV atau luka di tubuhnya terkena cipratan darah pasien dengan HIV. Yang membuat saya lebih ngeri, dari semua petugas medis yang paling banyak secara tak sengaja tertusuk jarum adalah: dokter muda alias coass! Profesi yang insya Allah saya jalani sebentar lagi. Ketakutan saya bertambah lagi karena ternyata Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah kasus terbanyak di Indonesia. Dan Kota Bandung menjadi penyumbang terbesar dari jumlah tersebut. Untuk informasi tambahan anda, saya tinggal di Kota Bandung dan insya Allah akan bertugas di RS Hasan Sadikin, rujukan utama pasien di Jawa Barat. Anda bisa bayangkan ketakutan saya? Semoga Allah melindungi saya.

Ah, saya terlalu banyak mendengar tentang HIV kemarin. Saya jadi paranoid terhadapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar